Laman

Wednesday, January 28, 2015

Mulai Januari 2015, Pemerintah Berhentikan Sementara Penerimaan CPNS

Image


Pemerintah secara resmi mengumumkan, bahwa mulai 1 Januari lusa (2015) akan melakukan penghentian sementara (moratorium) penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), kecuali untuk jabatan-jabatan tertentu.
“Mulai tanggal satu Januari tahun depan kita akan laksanakan moratorium penerimaan CPNS,” tegas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi dalam pertemuan dengan para Sekjen, Sesmen serta Sestama di kantor Kementerian PAN-RB, Jakarta, Senin (29/12).
Menurut Yuddy, moratorium penerimaan CPNS merupakan salah satu dari tiga pesan Presiden Joko Widodo kepada Menteri PAN-RB dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, khususnya di bidang sumberdaya manusia aparatur.
Ia menyebutkan, pesan Presiden Joko Widodo itu disampaikan dalam sidang kabinet pada Senin (22/12) lalu. “Presiden Joko Widodo wanti-wanti agar moratorium benar-benar berjalan, harus dilakukan audit organisasi di setiap kementerian, lembaga, dan pemda,” kata Yuddy.
Setiap instansi pemerintah, lanjut Menteri PAN-RB, juga diwajibkan untuk kembali melakukan reviu dan menghitung ulang formasi pegawainya untuk masa-masa mendatang.
Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi juga menjelaskan, moratorium penerimaan CPNS tidak berlaku untuk jabatan tertentu yang akan terus dibuka dengan kriteria yang sangat ketat, yaitu untuk guru, dosen, tenaga kesehatan, penegak hukum dan jabatan fungsional khusus.
Sekolah Kedinasan 
Terkait dengan kebijakan moratorium penerimaan CPNS itu, Yuddy juga mengemukakan, bahwa reformasi birokrasi di bidang SDM aparatur, Kementerian PAN-RB juga melakukan penghitungan kembali formasi untuk sekolah-sekolah kedinasan.
Ia menegaskan, sekolah kedinasan akan direviu kembali. “Semua instansi pemerintah yang memiliki sekolah kedinasan, minggu depan sudah harus memasukkan datanya ke Kementerian PAN-RB,” ujarnya. (humas kementerian pan-rb/es)

Friday, January 9, 2015

Hello, maaf ya iseng mau ngepost potongan cerpen nih buat ngilangin penat. akakak :v


                                                                       Come On, Go to Positive!


 “Sayang, ayo bangun. Sekarang sudah waktunya kamu untuk membantu. Nanti keburu matahari terbit.” Kira – kira begitulah suara yang membuatku memaksaku untuk bangun dari tidur lelapku tiap pagi. Ya, itu ibuku. Suara yang lembut dan khas dari ibu membuatku sebenarnya lebih nyaman untuk menarik selimut dan memejamkan mata lebih lama, namun hal itu tidak bisa kulakukan. Aku harus membantu ibuku menyiapkan makanan yang nantinya akan dijual ke pegawai pabrik.  “Iya, biarkan aku tidur 5 menit lagi, Mah. Aku sangat mengantuk hari ini.” “Tapi sekarang sudah siang, nanti kalau kesiangan kamu juga yang terkena imbasnya.” Ibu membangunkanku dengan susah payah. Akhirnya aku memutuskan untuk segera mengambil air wudhu dan shalat subuh. Setelah itu dimulailah pekerjaan rutinku, mulai dari membuat adonan kue, membuat sambal kacang, dan membungkus lauk sedangkan ibuku yang menggoreng, membuat masakan yang akan dijual. Sebenarnya aku beruntung hanya dibangunkan oleh ibu sesudah adzan subuh ketimbang dengan ibuku yang harus merelakan waktu istirahatnya dengan tidak tidur pada malam hari demi mencari nafkah.  Demikianlah yang membuatku berpikir bahwa sulitnya hidup tanpa seorang ayah, sesorang yang seharusnya hadir untuk melindungi dan mencari nafkah kini hanya tinggal impian bagiku. Seingatku dulu aku adalah keluarga yang berbahagia, ada ayah, ibu, dan saudara – saudaraku tinggal bersama dalam satu atap. Allah SWT berkata lain, semua itu sirna seketika ketika ayah memutuskan untuk meninggalkan kami semua. Kalau dikaitkan dengan bahasa sekarang ya nama kerennya sih  Broken Home gitu katanya. Semenjak saat itu saudara – saudara berpencar entah kemana perginya dan aku ikut bersama ibuku untuk tinggal berdua. Ibuku memang hebat, beliau bekerja apa saja untuk mencukupi kebutuhan kami. “Mah, aku berangkat. Assalamua’laykum.” Sambil mencium tangannya dan langsung berlari ke sekolah. “Wa’alaykumsalam.” Segeralah aku berlari ke sekolah, jarak dari rumahku ke sekolah tidaklah jauh. Namun apabila sekiranya aku sudah benar – benar telat, aku akan naik angkot ke sekolah dan alhasil angkot macet di pertigaan! Hahaha


To Be Continue.... :p