Laman

Friday, January 9, 2015

Hello, maaf ya iseng mau ngepost potongan cerpen nih buat ngilangin penat. akakak :v


                                                                       Come On, Go to Positive!


 “Sayang, ayo bangun. Sekarang sudah waktunya kamu untuk membantu. Nanti keburu matahari terbit.” Kira – kira begitulah suara yang membuatku memaksaku untuk bangun dari tidur lelapku tiap pagi. Ya, itu ibuku. Suara yang lembut dan khas dari ibu membuatku sebenarnya lebih nyaman untuk menarik selimut dan memejamkan mata lebih lama, namun hal itu tidak bisa kulakukan. Aku harus membantu ibuku menyiapkan makanan yang nantinya akan dijual ke pegawai pabrik.  “Iya, biarkan aku tidur 5 menit lagi, Mah. Aku sangat mengantuk hari ini.” “Tapi sekarang sudah siang, nanti kalau kesiangan kamu juga yang terkena imbasnya.” Ibu membangunkanku dengan susah payah. Akhirnya aku memutuskan untuk segera mengambil air wudhu dan shalat subuh. Setelah itu dimulailah pekerjaan rutinku, mulai dari membuat adonan kue, membuat sambal kacang, dan membungkus lauk sedangkan ibuku yang menggoreng, membuat masakan yang akan dijual. Sebenarnya aku beruntung hanya dibangunkan oleh ibu sesudah adzan subuh ketimbang dengan ibuku yang harus merelakan waktu istirahatnya dengan tidak tidur pada malam hari demi mencari nafkah.  Demikianlah yang membuatku berpikir bahwa sulitnya hidup tanpa seorang ayah, sesorang yang seharusnya hadir untuk melindungi dan mencari nafkah kini hanya tinggal impian bagiku. Seingatku dulu aku adalah keluarga yang berbahagia, ada ayah, ibu, dan saudara – saudaraku tinggal bersama dalam satu atap. Allah SWT berkata lain, semua itu sirna seketika ketika ayah memutuskan untuk meninggalkan kami semua. Kalau dikaitkan dengan bahasa sekarang ya nama kerennya sih  Broken Home gitu katanya. Semenjak saat itu saudara – saudara berpencar entah kemana perginya dan aku ikut bersama ibuku untuk tinggal berdua. Ibuku memang hebat, beliau bekerja apa saja untuk mencukupi kebutuhan kami. “Mah, aku berangkat. Assalamua’laykum.” Sambil mencium tangannya dan langsung berlari ke sekolah. “Wa’alaykumsalam.” Segeralah aku berlari ke sekolah, jarak dari rumahku ke sekolah tidaklah jauh. Namun apabila sekiranya aku sudah benar – benar telat, aku akan naik angkot ke sekolah dan alhasil angkot macet di pertigaan! Hahaha


To Be Continue.... :p

1 comment: